BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Miastenia gravis adalah suatu
kelainan autoimun yang ditandai oleh suatu kelemahan abnormal dan progresif
pada otot dan disertai dengan kelelahan
semakin memburuk
setelah beraktivitas dan berkurang setelah beristirahat. Penyakit ini
kemungkinan dapat diakibatkan oleh adanya
antibodi trehadap reseptor saraf otot dan penggunaan obat-obatan seperti
antibiotik, obat anti aritmia, difenilhidation, litium, clorpromazin, pelemas
otot, levotrikosin, ACTH serta penggunaan kortikosteroid intermiten ini timbul karena adanya gangguan
dari Synaptictrans mission atau pada neuromuscular junction. Gangguan tersebut akan mempengaruhi
transmisi neuromuscular pada otot tubuh yang kerjanya dibawah kesadaran
seseorang (volunter).
Miastenia gravis dapat didiagnosis dengan pemeriksaan
laboratorium, imaging, pendekatan elektrodiagnostik. Penyakit ini
diklasifikasikan sesuai dengan tingkat keparahan nya. Penyakit ini dapat
menyebabkan komplikasi seperti gagal nafas, disfagia, krisi miastenik, krisis
kolinergik.
Penatalaksanaan miastenia gravis bertujuan meningkatkan pengobatan pada obat
antikolinetrase dan mengeluarkan sirkulasi antibodi, terapi miastenia gravis
mencakup agen antikolnesterase dan terapi imunosupresif yang terdiri dari
plasma feresis dan timektomi. Secara garis besar, pengobatan Miastenia gravis
berdasarkan 3 prinsip, yaitu mempengaruhi transmisi neuromuskuler, mempengaruhi
proses imunologik, penyesuaian penderita terhadap kelemahan otot.
B.
Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga
dapat digunakan sebagai pedoman bagi pembaca baik tenaga kesehatan khususnya
perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan secara profesional. Selain itu pembaca diharapkan dapat
mengaplikasikan tindakan pencegahan dan penanggulangan untuk menghindari
penyakit miastenia gravis ini.
Makalah ini masih banyak kekurangan
dalam hal penulisan maupun isi. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan
kritik demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
No comments:
Post a Comment