ASUHAN
KEPERAWATAN KOMPREHENSIF PADA ANAK DENGAN SEPSIS
Dosen Pengampu : Listyana Natalia
Retnaningsih S.Kep.Ns, MSN
Disusun Oleh : Kelompok
VI
1. Nindithya
Wahyu Pradina (12130052)
2. Rifqi
Rahmawan (12130066)
3. Roni
Laksono (12130073)
4. Yoga
Raditya (12130087)
5. Ima
Regina Dosantos (12130072)
|
PROGRAM STUDI S1-ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016
Kasus
Seorang bayi perempuan berumur 12 hari dibawa ibunya
ke UGD sebuah rumah sakit dengan keluhan utama demam sudah 4 hari. Ibu juga
mengatakan bahwa dirumah bayi minum asi tidak kuat dan selama sakit bayi hanya
menangis perlahan. Saat dilakukan pemeriksaan fisik: bayi tampak lemah, nafas
cuping hidung, siansis di bibir, ikterik, distensi abdomen, saat dilakukan
pemeriksaan, bayi mengalami kejang diekstermitas. Hasil vital sign suhu 39o C ,
nadi 148 x/menit, respirasi 68x/menit. Ibu terus menangis dan mengatakan sangat
cemas dengan keadaan bayinya.
Diskusikan :
1.
Buatlah concept
map dari kasus diatas
2.
Diagnosa keperawatan
apa saja yang bisa ditegakkan pada kasus diatas (sesuai dengan prioritas)
3.
Tentukan NOC sesuai
prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan.
4.
Tentukan NIC sesuai
dengan prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan.
5. Bagaimana menjelaskan kepasien terkait gejala ikterik
dan kejang tersebut di atas?
6.
Bagaimana perawatan
berkelanjutan selama dirumah, apabila pasien sudah diperbolehkan pulang.
1. Concep map (terlampir )
2. Diagnosa keperawatan yang bisa
ditegakkan sesuai kasus (berdasarkan prioritas)
a. Hipertermi
b.d penyakit
b. Gangguan
pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi
c. Penurunan
curah jantung b.d perubahan afterload
d. Ketidakefektifan
pola nafas b.d sindrom hipoventilasi
e. Ikterik
neonatus b.d pola makan tidak ditetapkan dengan baik
f. Ketidakefektifan
pola makan bayi b.d gangguan neurologis
g. Ansietas
b.d perubahan status kesehatan
3. NOC sesuai prioritas diagnosa:
a.
Hipertermi
b.d penyakit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan hipertermi pasien teratasi dengan kriteria hasil :
Thermoregulation
v RR
(30-60) (skor 4 manjadi skor 5) à RR menyimpang
ringan dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
v Suhu
36,5oC-37,5oC (skor 3 manjadi skor 5) à suhu menyimpang
sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal)
v berkeringat
ketika suhu meningkat
v suhu
kulit meningkat (skor 3 manjadi skor 5) à suhu kulit
mneyimpang sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal tidak
terjadi peningkatan suhu kulit
v dehidration
(skor 3 manjadi skor 5) à pemenuhan kebutuhan cairan pasien
menyimpang sedang menjadi dalam batas normal, tidak terjadi dehidrasi
Thermoregulating
: newborn
v volume
cairan seimbang (skor 3 menjadi skor 5) à pemenuhan
kebutuhan volume cairan menyimpang sedang menjadi dalam batas normal, volume
cairan seimbang
v Suhu
36,5oC-37,5oC (skor 3 manjadi skor 5) à suhu menyimpang
sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal)
v berkeringat
ketika suhu meningkat
Vital
Sign
v RR
(30-60) (skor 4 manjadi skor 5) à RR menyimpang
ringan dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
v Suhu
36,5oC-37,5oC (skor 3 manjadi skor 5) à
suhu menyimpang sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal)
v Irama
RR (skor 4 menjadi skor 5) à irama RR menyimpang ringan dari batas
normal menjadi berada dalam batas normal
b.
Gangguan
pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan gangguan pertukaran gas teratasi dnegan kriteria hasil:
Respiratiry status : gas exchange
v Sianosis
berkurang (skor 4 menjadi skor 5) à sianosis
menyimpang ringan dari keadaan normal normal menjadi tidak terdapat sianosis
v Dipsnea
menurun (skor 3 menjadi skor 5) à RR menyimpang
sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
Respiratori status : ventilation
v RR
dalam keadaan normal (30-60) (skor 3 menjadi skor 5) à
RR menyimpang sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
v Irama
respiratory reguler dan adekuat (skor 4 menjadi skor 5) à
irama RR menyimpang ringan dari irama reguler menjadi irama reguler
Tissue perfusion : pulmonary
v RR
dalam keadaan normal (30-60) (skor 3 menjadi skor 5) à
RR menyimpang sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
v Irama
respiratory reguler dan adekuat (skor 4 menjadi skor 5) à
irama RR menyimpang ringan dari irama reguler menjadi irama reguler
c.
Penurunan
curah jantung b.d perubahan afterload
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan penurunan curah jantung teratasi dengan kriteria hasil:
Cardio
pulmonary status
v RR
dalam keadaan normal (30-60) (skor 3 menjadi skor 5) à
RR menyimpang sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
v Tidak
terdapat sianosis (skor 4 menjadi skor 5) à terdapat
sianosis pada derajat ringan menjadi tidak terdapat sianosis
v Tidak
sesak nafas saat beristirahat ( skor 4 menjadi skor 5) à
terdapat keluhan sesak nafas saat beistirahat dengan tingkatan yang ringan
menjadi tidak terdapat keluhan sesak nafas saat beristirahat
Cardiac
pump effectiveness
v Intake
dan output cairan dalam 24 jam seimbang
v Tidak
terdapat sianosis (skor 4 menjadi skor 5) à terdapat
sianosis pada derajat ringan menjadi tidak terdapat sianosis
Tissue perfusion : peripheral
v CRT
berada dalam batas normal <2 detik
v Tidak
terdapat sianosis pada daerah perifer
d.
Ketidakefektifan
pola nafas b.d sindrom hipoventilasi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam , diharapkan ketidakefektifan pola nafas klien
teratasi dengan kriteria hasil:
Respiratory status : airway status
v Tidak
sesak nafas saat beristirahat ( skor 3 menjadi skor 5) à
terdapat keluhan sesak nafas saat beistirahat dengan tingkatan yang sedang
menjadi tidak terdapat keluhan sesak nafas saat beristirahat
v RR
dalam keadaan normal (30-60) (skor 3 menjadi skor 5) à
RR menyimpang sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
Respiratory status : ventilation
v Irama
respiratory reguler dan adekuat (skor 4 menjadi skor 5) à
irama RR menyimpang ringan dari irama reguler menjadi irama reguler
e.
Ikterik
neonatus b.d pola makan tidak ditetapkan dengan baik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan ikterik neonatus pasien teratasi dengan kriteria
hasil :
Thermoregulation
v RR
(30-60) (skor 4 manjadi skor 5) à RR menyimpang
ringan dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
v Suhu
36,5oC-37,5oC (skor 3 manjadi skor 5) à suhu menyimpang
sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal)
v berkeringat
ketika suhu meningkat
v suhu
kulit meningkat (skor 3 manjadi skor 5) à suhu kulit
mneyimpang sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal tidak
terjadi peningkatan suhu kulit
v dehidration
(skor 3 manjadi skor 5) à pemenuhan kebutuhan cairan pasien
menyimpang sedang menjadi dalam batas normal, tidak terjadi dehidrasi
Thermoregulating
: newborn
v volume
cairan seimbang (skor 3 menjadi skor 5) à pemenuhan
kebutuhan volume cairan menyimpang sedang menjadi dalam batas normal, volume
cairan seimbang
v Suhu
36,5oC-37,5oC (skor 3 manjadi skor 5) à
suhu menyimpang sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal)
v berkeringat
ketika suhu meningkat
weight
: body mass
v BB
klien sesuai usia
v TB
klien sesuai usia
v Tidak
terjadi penurunan BB
f.
Ketidakefektifan
pola makan bayi b.d gangguan neurologis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan ketidakefektifan pola makan bayi teratasi dengan
kriteria hasil:
Breastfeeding
maintenance
v mengenali
tanda penurunan suplai susu (skor 3 menjadi skor 5) à
ibu tidak mengetahui tanda penurunan suplai susu dari tingakat sedang menjadi
paham tentang tanda penurunan suplai susu
v ibu
mengetahui manfaat pemberian ASI yang berkelanjutan
v pertumbuhan
bayi normal
v perkembangan
bayi normal
nutritional
status : food and fluid intake
v intake
makanan oral (skor 3 menjadi skor 5) à asupan nutrisi
oral dari agak terganggu menjadi tidak terganggu
breastfeeding
establishment : infant
v minimal
8x pemberian ASI dalam 1 hari (skor 3 menjadi skor 5) à
pemberian ASI dari agak terganggu menjadi tidak terganggu
g. Ansietas
b.d perubahan status kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan ansietas pada ibu teratasi dengan kriteria hasil
Anxiety
level
v Kecemasan
berkurang (skor 3 menjadi skor 5) à dari ansietas sedang
menjadi tidak terdapat ansietas
4. NIC sesuai dengan prioritas
diagnosa
a. Hipertermi
b.d penyakit
Fever
threatment
v Monitor
TTV
v Monitor
adanya kehilangan cairan
v Monitor
warna kulit dan suhu kulit
v Monitor
intake dan output cairan
v Monitor
irama pernapasan dan nadi
v Anjurkan
keluarga untuk mneingkatkan intake ASI
v Lakukan
kompres hangat pada ketiak dan lipatan paha
v Lakukan
hygiene oral
v Kolaborasi
dengan tenaga dalam pemberian terapi antipiretik
b. Gangguan
pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi
Airway
management
v Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
v Monitor
status respirasi
v Pantau
adanya dispnea
v Pantau
adanya penggunaan otot bantu pernafasan
v Pantau
adanya sianosis
v Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
v Kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi oksigen
Respiratory monitoring
v Monitor
kedalaman, irama dan usaha respirasi
v Catat
pergerakan dada, amati kesimetrisan dan penggunaan otot bantu pernafasan
v Monitor
suara nafas
v Auskultasi
suara nafas
v Kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi oksigen
c. Penurunan
curah jantung b.d perubahan afterload
Cardiac
care & vital sign monitoring
v Pantau
TTV
v Monitor
status respiratory
v Pantau
adanya sianosis
v Pantau
adanya edema perifer
v Pantau
intake & output cairan dalam 24 jam
v Pantau
CRT
v Pantau
temperatur pada ekstermitas
v Posisikan
kaki lebih dari kepala
v Kolaborasi
dalam pemberian terapi
d. Ketidakefektifan
pola nafas b.d sindrom hipoventilasi
Airway
management
v Pantau
TTV
v Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
v Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
v Pantau
status respirasi
v Pantau
adanya dipsnea
v Patau
adanya sianosis
v Pantau
frekuensi dan irama pernafasan
v Kolaborasi
degan teaga kesehatan lain dalam pemberian O2
e. Ikterik
neonatus b.d pola makan tidak ditetapkan dengan baik
Phototherapy
: neonate
v Pantau
TTV
v Amati
tanda-tanda ikterus
v Pantau
kadar bilirubin
v Pantau
tanda-tanda dehidrasi
v Tempatkan
bayi di issolate
v Instruksikan
keluarga pada prosedur fototerapi dan perawatan
v Berikan
pelindung untuk menutupi kedua mata, hindari tekanan yang berlebihantempatkan
fototerapi lampu di atas bayi pada ketinggian yang sesuai
v Timbang
BB setiap hari
v Anjurkan
untuk menyusui minimal 8x setiap hari
v Anjurkan
keluarga untuk membawa bayi berjemur dibawah sinar matahari
v Kolaborasi
dalam pelaksanaan tindakan dan pemberian terapi
f. Ketidakefektifan
pola makan bayi b.d gangguan neurologis
Breastfeeding
assistance
v Pantau
ibu dan bayi saat memberikan ASI dan menyusu
v Pantau
reflek menghisap bayi
v Pantau
adanya penurunan intake ASI pada bayi
v Pantau
pertumbuhan bayi
v Pantau
perkembangan bayi
v Anjurkan
ibu untuk meningkatkan pemberian ASI
v Anjurkan
ibu untuk memberi ASI minimal 8x sehari
v Berikan
dukungan untuk keluarga dalam pemberian ASI
v Berikan
penkes pada ibu dan keluarga terhadap manfaat dan pemberian ASI yang
berkelanjutan
v Kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain terkait nutrisi yang dibutuhkan bayi
g. Ansietas
b.d perubahan status kesehatan
Anxiety
reduction
v Gunakan
pendekatan yang menyenangkan
v Jelaskan
semua prosedur pengobatan yang dilakukan
v Dorong
ibu untuk mengungkapkan kecemasan
v Temani
ibu klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi rasa takut
v Ajarkan
teknik relaksasi dengan nafas dalam dan aromatherapi
v Libatkan
keluarga dalam mendampingi pasien
5. gejala
kekuningan pada anak ibu disebabkan karena kelebihan bilirubin, bilirubin
berfungsi memberikan warna kuning pada fases. ketika ada kelebihan bilirubin
maka selain digunakan sebaga pewarna fases, maka akan beredar dialiran darah
yang mengakibatkan kekuningan pada bayi ibu.
Terkait gejala kejang
pada anak ibu, dikarenakan penumpukan bilirubin dalam darah yang tinggi sehingga
bisa menuju keotak , dimana hal tersebut dapat mengakitbatkan kerusakan otak,
ketika otak rusak maka akan terjadi seperti kejang yang di alami anak ibu,
selain itu juga kejang pada anak ibu bisa terjadi karena terjadi pelebaran pada
tempat berjalannya aliran darah sehingga ketika terjadi pelebaran tersebut maka
darah tidak dialirkan dengan baik sesuai dengan volume yang dibutuhkan terutama
pada bagian otak sehingga ketika otak mengalami kekurangan aliran darah,
oksigen dan bilirubin dapat masuk ke dalam otak maka anak ibu mengalami kejang
6. sesudah
anak ibu diperbolehkan pulang perawatan yang harus dilakukan dirumah adalah
v berikan
asi setiap 2 jam sekali
v jemur
bayi dibawah sinar matahari pagi dan sore
v pemeriksaan
berkelanjutan
v menjalankan
pengobatan berkelanjutan dirumah sesuai terapi yang telah diberikan
v menjaga
kebersihan lingkungan dan lakukan perilaku hidup bersih dan sehat
v rutin
untuk memeriksaan pertumbuhan dan perkembangan bayi
DAFTAR
PUSTAKA
Dochter, Joanne McCloskey & Gloria M. Bulechek.
2008. Nursing Intervention Classification
(NIC) Fifth Edition. USA : Mosby, Inc
Moordead, Sue [et al]. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. USA : Mosby,
Inc
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. EGC : Jakarta
Wong, Donna L, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1. Jakarta : EGC
Kosim, M. Sholeh, dkk. 2012. Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDA
Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis Edisi
Kedua. Jakarta : Badan Penerbit IDA
No comments:
Post a Comment